Catat! Ini 8 Mitos atau Fakta Tentang Tuna Kaleng yang Banyak Ditanyakan

Tuna kaleng adalah produk makanan olahan yang sangat populer di seluruh dunia. Ia menawarkan cara yang praktis dan efisien untuk menikmati ikan tuna tanpa perlu menangani ikan segar. Tuna kaleng tidak hanya mudah ditemukan di pasar dan toko-toko, tetapi juga menawarkan manfaat gizi yang luar biasa, menjadikannya pilihan yang ideal untuk banyak orang. Dalam artikel ini, kita akan membahas segala sesuatu tentang tuna kaleng, mulai dari proses pembuatannya, jenis-jenisnya, manfaat kesehatannya, hingga cara terbaik untuk mengonsumsinya.

Sejarah Tuna Kaleng

Sejarah tuna kaleng bermula pada awal abad ke-20 ketika teknik pengalengan mulai berkembang. Awalnya, pengalengan ikan dilakukan untuk menyediakan makanan yang tahan lama bagi tentara dan pelaut. Seiring waktu, metode ini diadopsi untuk penggunaan sehari-hari, sehingga masyarakat umum dapat menikmati ikan tanpa harus khawatir tentang pembusukan.

Proses pengalengan pertama kali dikembangkan oleh Nicolas Appert, seorang koki Prancis, pada akhir abad ke-18. Namun, baru pada tahun 1903 tuna mulai dikalengkan secara komersial di California, Amerika Serikat. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat karena masyarakat mulai menyukai daging tuna yang lembut dan rasanya yang khas.

Proses Pembuatan Tuna Kaleng

Pembuatan tuna kaleng melibatkan beberapa langkah penting yang memastikan ikan tetap segar dan aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pengalengan tuna:

  • Penangkapan Tuna: Tuna ditangkap di laut menggunakan berbagai metode seperti jaring cincin, pancing panjang, dan perangkap. Penangkapan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga stok tuna dan kelestarian lingkungan laut.
  • Pemilihan dan Penyortiran: Setelah ditangkap, tuna dibawa ke pabrik pengolahan di mana ikan-ikan tersebut disortir berdasarkan ukuran dan kualitas. Ikan yang berkualitas baik kemudian dibersihkan dan disiapkan untuk proses berikutnya.
  • Pemotongan dan Pemanasan: Tuna kemudian dipotong menjadi potongan-potongan yang sesuai. Setelah itu, potongan-potongan ini dimasak secara singkat untuk membunuh bakteri dan memastikan keamanan pangan. Proses pemanasan ini juga membantu menghilangkan minyak berlebih dari ikan.
  • Pengalengan: Potongan tuna yang sudah dimasak kemudian dimasukkan ke dalam kaleng bersama dengan air, minyak, atau larutan garam. Setiap kaleng diisi dengan hati-hati untuk menghindari ruang udara yang bisa menyebabkan oksidasi dan mempercepat pembusukan.
  • Sterilisasi: Kaleng yang sudah diisi kemudian disegel rapat dan disterilkan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Proses sterilisasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua bakteri dan mikroorganisme berbahaya mati, sehingga tuna kaleng bisa bertahan lama tanpa perlu tambahan bahan pengawet.

Jenis-Jenis Tuna Kaleng

Tuna kaleng hadir dalam berbagai jenis, tergantung pada bagian ikan yang digunakan, media pengemasan, dan metode pengolahannya. Berikut adalah beberapa jenis tuna kaleng yang paling umum:

  • Tuna Chunk: Ini adalah potongan tuna yang lebih besar dan biasanya dikemas dalam air, minyak, atau larutan garam. Potongan ini sering digunakan dalam salad dan hidangan lainnya yang membutuhkan tekstur lebih tegas.
  • Tuna Flake: Potongan tuna yang lebih kecil dan halus dibandingkan tuna chunk. Biasanya digunakan untuk sandwich, pasta, atau sebagai topping pada berbagai hidangan.
  • Tuna Steak: Potongan daging tuna yang lebih besar dan utuh, mirip dengan steak daging. Ini sering digunakan dalam hidangan yang menonjolkan rasa asli dari tuna.
  • Tuna dalam Minyak: Tuna yang dikemas dalam minyak (biasanya minyak zaitun atau minyak sayur) untuk memberikan rasa yang lebih kaya dan tekstur yang lembut. Minyak juga membantu mengawetkan ikan lebih lama.
  • Tuna dalam Air: Tuna yang dikemas dalam air merupakan pilihan yang lebih rendah kalori dan lemak. Ini ideal untuk mereka yang memperhatikan asupan kalori atau mengikuti diet tertentu.

Manfaat Kesehatan Tuna Kaleng

Tuna kaleng tidak hanya praktis tetapi juga kaya akan nutrisi penting. Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari mengonsumsi tuna kaleng:

  • Sumber Protein Berkualitas Tinggi: Tuna kaya akan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Protein juga penting untuk pembentukan enzim dan hormon.
  • Asam Lemak Omega-3: Tuna mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Omega-3 membantu mengurangi peradangan, menurunkan risiko penyakit jantung, dan meningkatkan fungsi otak.
  • Vitamin dan Mineral: Tuna kaya akan vitamin D, vitamin B12, selenium, dan yodium. Vitamin D penting untuk kesehatan tulang, vitamin B12 untuk fungsi saraf dan produksi sel darah merah, selenium sebagai antioksidan, dan yodium untuk fungsi tiroid.
  • Rendah Kalori dan Lemak: Tuna kaleng, terutama yang dikemas dalam air, rendah kalori dan lemak, menjadikannya pilihan yang baik untuk diet rendah kalori atau mereka yang ingin menurunkan berat badan.

Cara Mengonsumsi Tuna Kaleng yang Tepat

Tuna kaleng sangat serbaguna dan bisa digunakan dalam berbagai resep. Berikut beberapa cara populer untuk mengonsumsinya:

  • Salad Tuna: Campurkan tuna kaleng dengan sayuran segar, seperti selada, tomat, mentimun, dan wortel. Tambahkan dressing favorit Anda untuk membuat salad tuna yang sehat dan lezat.
  • Sandwich Tuna: Gunakan tuna flake atau chunk untuk membuat sandwich tuna. Tambahkan mayones, seledri cincang, bawang merah, dan sedikit lemon untuk rasa ekstra.
  • Pasta Tuna: Tambahkan tuna kaleng ke dalam pasta yang sudah dimasak bersama dengan saus tomat, bawang putih, dan bumbu lainnya untuk hidangan pasta yang cepat dan bergizi.
  • Tuna Casserole: Campurkan tuna dengan nasi atau pasta, sayuran, dan saus krim. Panggang hingga matang untuk membuat casserole tuna yang lezat dan mengenyangkan.
  • Sushi dan Sashimi: Tuna kaleng juga bisa digunakan untuk membuat sushi atau sashimi di rumah. Pastikan untuk memilih tuna steak yang berkualitas baik untuk hasil yang terbaik.

Mitos dan Fakta tentang Tuna Kaleng

Tuna kaleng adalah salah satu bahan makanan yang paling populer di seluruh dunia. Produk ini dikenal karena kepraktisannya, nilai gizinya, dan rasa yang enak. Namun, seiring dengan popularitasnya, muncul berbagai mitos dan kesalahpahaman mengenai tuna kaleng. Berikut beberapa mitos dan fakta tuna kaleng yang umum beredar di masyarakat.

Mitos 1: Tuna Kaleng Kurang Nutrisi Dibandingkan Tuna Segar

Fakta: Salah satu mitos terbesar tentang tuna kaleng adalah bahwa ia kurang bergizi dibandingkan tuna segar. Sebenarnya, tuna kaleng mengandung banyak nutrisi yang sama seperti tuna segar, termasuk protein, omega-3, vitamin, dan mineral. Proses pengalengan dapat mengurangi beberapa vitamin larut air, seperti vitamin C dan vitamin B, tetapi sebagian besar nutrisi lainnya tetap utuh. Selain itu, tuna kaleng sering kali diperkaya dengan minyak atau air garam, yang dapat membantu menjaga kualitas nutrisinya.

Mitos 2: Tuna Kaleng Mengandung Bahan Pengawet yang Berbahaya

Fakta: Banyak orang percaya bahwa tuna kaleng mengandung bahan pengawet kimia yang berbahaya. Padahal, proses pengalengan itu sendiri adalah metode pengawetan yang sangat efektif. Tuna dimasak dan disegel dalam kaleng kedap udara, yang mencegah pertumbuhan bakteri tanpa perlu bahan pengawet tambahan. Satu-satunya bahan tambahan yang mungkin ditemukan dalam tuna kaleng adalah garam atau minyak, yang membantu dalam pengawetan dan menambah rasa.

Mitos 3: Mengonsumsi Tuna Kaleng Terlalu Sering Berbahaya karena Kandungan Merkuri

Fakta: Tuna memang mengandung merkuri, tetapi tidak semua jenis tuna memiliki kadar merkuri yang sama. Tuna kaleng umumnya terbuat dari tuna jenis light (seperti skipjack) yang memiliki kadar merkuri lebih rendah dibandingkan tuna albacore atau tuna besar lainnya. Menurut FDA, mengonsumsi tuna kaleng light dalam jumlah moderat dianggap aman bagi kebanyakan orang. Sebagai pedoman umum, orang dewasa dapat mengonsumsi hingga dua hingga tiga porsi tuna kaleng light per minggu tanpa risiko kesehatan yang signifikan.

Mitos 4: Tuna Kaleng Berasal dari Ikan Berkualitas Rendah

Fakta: Ada anggapan bahwa tuna yang digunakan dalam tuna kaleng adalah ikan berkualitas rendah atau sisa-sisa yang tidak layak untuk dijual sebagai ikan segar. Sebenarnya, industri pengalengan tuna sangat diatur dan mengikuti standar kualitas yang ketat. Ikan yang digunakan untuk tuna kaleng biasanya diproses segera setelah penangkapan untuk memastikan kesegaran dan kualitasnya. Proses pengalengan juga dirancang untuk mempertahankan kualitas dan rasa ikan.

Mitos 5: Tuna Kaleng Hanya Bermanfaat untuk Hidangan Cepat Saji

Fakta: Meskipun tuna kaleng sering kali digunakan dalam hidangan cepat saji seperti sandwich dan salad, ia juga dapat digunakan dalam berbagai resep masakan. Tuna kaleng adalah bahan serbaguna yang dapat digunakan dalam pasta, casseroles, sushi, dan bahkan sup. Kreativitas dalam memasak dengan tuna kaleng dapat membuka banyak kemungkinan kuliner yang lezat dan bergizi.

Mitos 6: Semua Tuna Kaleng Mengandung Banyak Sodium

Fakta: Beberapa produk tuna kaleng memang mengandung tambahan garam untuk meningkatkan rasa dan pengawetan, namun tidak semua tuna kaleng memiliki kadar sodium yang tinggi. Ada banyak pilihan tuna kaleng rendah sodium atau bahkan tanpa garam yang tersedia di pasaran. Membaca label nutrisi pada kemasan dapat membantu Anda memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan diet Anda.

Mitos 7: Tuna Kaleng Tidak Ramah Lingkungan

Fakta: Kekhawatiran tentang keberlanjutan dan dampak lingkungan dari penangkapan tuna sering kali diperbesar. Namun, banyak produsen tuna kaleng yang kini berkomitmen pada praktik penangkapan yang berkelanjutan. Sertifikasi seperti MSC (Marine Stewardship Council) pada produk tuna menunjukkan bahwa ikan tersebut ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsumen dapat mendukung penangkapan tuna yang bertanggung jawab dengan memilih produk yang memiliki sertifikasi keberlanjutan.

Mitos 8: Tuna Kaleng Beracun karena BPA dalam Lapisan Kaleng

Fakta: Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang digunakan dalam lapisan dalam beberapa kaleng makanan untuk mencegah kontaminasi logam ke makanan. Meskipun ada kekhawatiran tentang efek kesehatan BPA, banyak produsen tuna kaleng telah beralih ke alternatif bebas BPA atau telah mengurangi penggunaan BPA dalam produk mereka. Produk yang berlabel “BPA-free” adalah pilihan yang aman bagi konsumen yang mengkhawatirkan paparan BPA.

Tuna kaleng adalah solusi praktis dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan protein harian Anda. Dengan berbagai jenis dan cara pengolahan, tuna kaleng menawarkan fleksibilitas dalam memasak dan penyajian. Manfaat kesehatannya yang luar biasa, termasuk kandungan protein berkualitas tinggi, asam lemak omega-3, serta vitamin dan mineral penting, menjadikan tuna kaleng pilihan makanan yang sangat baik untuk diet seimbang.

Selain itu, memahami proses pengalengan dan berbagai jenis tuna kaleng dapat membantu Anda membuat pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda. Jadi, jangan ragu untuk memasukkan tuna kaleng ke dalam menu harian Anda dan nikmati manfaatnya untuk kesehatan dan kebugaran Anda.

Mencari tuna kaleng berkualitas tinggi dengan rasa yang lezat? King’s Fisher adalah jawabannya! Sejak 1978, King’s Fisher menghadirkan tuna kaleng enak, aman, dan bergizi. Dibuat dengan bumbu alami tanpa pengawet, King’s Fisher punya banyak rasa yang disukai.

King’s Fisher tersedia di supermarket dan minimarket terdekat di seluruh Indonesia. Anda juga dapat membelinya secara online di ecommerce kesayangan. Jangan lupa ikuti Instagram @kings_fisher untuk mendapatkan informasi promo menarik!